Senin, 11 Maret 2019

Papat Limo Pancer

Papat Limo Pancer

Memiliki banyak konsep yang kesemuanya benar menurut versi masing masing. Karena pemahaman papat limo pancer berkembang / dikembangkan menjadi banyak versi namun pada dasarnya semuanya berawal dari hal yang sama. Perlu digaris bawahi bahwa masing masing konsep bisa saling melengkapi meskipun penyebutan mungkin bisa mirip ataupun berbeda satu sama lain. 
Papat limo pancer sudah ada sejak jaman dahulu tapi entah kapan bermula namun konsep ini sepertinya lebih dikenal di Jawa. Apakah diluar negeri dikenal konsep ini? Mungkin mereka menyebutnya "guardian angel". 

Sedulur papat limo pancer atau papat limo pancer atau keblat papat limo pancer. Ada yang mendeskripsikan sebagai perwujudan empat unsur: air angin api tanah dan pancernya adalah roh/sukma. Ada juga yang mendeskripsikan sebagai perwujudan empat nafsu manusia: mutmainah sufian marah aluamah dan pancernya roh/sukma. Ada lagi yang menambahkan kakang kawah adi ari ari. 

Pendayagunaan atau membangkitkan sedulur papat limo pancer ada banyak cara. Cara yang sudah lazim dikenal adalah melakukan puasa pada hari neton atau puasa apit neton. Puasanya pun juga ada banyak cara, ada yg memilih dengan puasa ngebleng saat hari neton, jika apit neton puasa mutih sebelun hari neton diteruskan ngebleng saat hari neton ditutup mutih setelah hari neton. Dan banyak lagi. 
Ada yang mengatakan bahwa sebenarnya sedulur papat limo pancer saat kita bayi mereka masih sangat dekat dengan kita, dengan alasan bahwa kita belum banyak berbuat dosa. Seiring berkembangnya kita dan seiring makin banyak kita berbuat dosa maka sedulur papat tersebut akan semakin jauh. Namun ada juga yang tidak berpendapat seperti itu. 

Bagaimana membangkitkan sedulur papat limo pancer setelah ada acara puasa? Banyak amalan atau "jawab" (jawabe - jawa) yang beredar dikalangan masyarakat. 

Beberapa contoh jawab/amalan yang digunakan:

“Marmarti kakang Kawah adhi Ari-ari Getih Puser, kadang-ingsun papat kalima pancer, kadangingsun kang ora katon lan kang ora karawatan, sarta kadangingsun kang metu saka mar-gaina lan kang ora metu saka margaina, miwah kadangingsun kang metu barengan sadina kabeh, bapanta ana ing ngarep, ibunta ana ing wuri, ayo pada rewang-rewangana ingsun, katekanna ing sakarsaningsun.

Kakang Kawah kang rumeksa awak mami tekakna sedyaku,
Adhi Ari-ari kang mayungi ngenakake pengarah,
Ponang getih ing raina wengi rewangana aku,
Allah kang kuwasa kaparenga panyuwun kula,
Puser turutana panjalukku,
Sadulurku papat kalima pancer kang lahir bareng sadina
sing metu marga ina sing ora metu marga ina
sing karawatan kumpul ingsun ora pisah
kula pengin ketemu saking kersaning Gusti.


Ada yang menggunakan bahasa daerah masing masing. Jadi semuanya benar menurut versinya. Tidak ada yang salah. Karena ngelmu papat limo pancer tidak bisa dikatakan yang paling benar ini atau itu. Ada juga yang menambahkan dengan kalimat kalimat yang berbau agama, boleh saja selama tidak menyimpang. 

Paling penting dalam menggunakan sedulur papat limo pancer adalah sikap jujur, rendah hati dalam keseharian karena itu sangat berpengaruh. Karena tahap setelah penguasaan sedulur papat limo pancer adalah pengenalan sukma sejati, mungkin ada juga yang menyebutnya guru sejati.  Pengaktifan sedulur papat limo pancer konon sebenarnya adalah sama saja menguasai ilmu yang komplit tnapa harus belajar ilmu ilmu yang lain (keilmuan dalam supranatural). 
Namun yang paling utama dari pengaktifan sedulur papat limo pancer adalah pencapaian "keslametan". Ibaratnya kita akan tahu apa yang akan terjadi didepan kita, dalam konsep kejawen: ngerti sak durunge winarah. Pencapaian penggunaan sedulur papat limo pancer bukanlah menjadi kebal atau sejenisnya namun lebih kepada "keslametan" tadi. Kadang kita merasa (feeling) untuk tidak lewat jalan tertentu atau sejenisnya. Begitu kita tidak lewat sana ternyata ada kecelakaan disana dan kita selamat karena kita tidak melewatinya.

Bersambung (ngantuk)